karya : Valentino Rossi
penerbit : PT. Cahaya Insan Suci
halaman: 374/book paper
terbit : 2005
silahkan download di sini atau klik download di bawah
Download
free ebook dan info buku
Gendang tak lagi seirama dengan rentak lenggang tariannya
serampangan memang …
Namun rentak belum juga sudah
Tarian kita tarian anak negeri
Talempong, serunai dan kecapi mengiringi tarian salsa
Tak sekayuh memang …
Namun tuntutan pasar begitu sudah
Tarian kita tarian mambang laut
Syair majasi dan dendang sayang, bukan lagi penangkal Fuaka
Naif memang …
namun kuntilanak gemar musik diskotik kini
Tarian kita tarian gasal
Yang menari gemulai sepadan rentak gendang akan dipasung zaman
Mengesalkan memang…
Namun yang kesal berkemaslah untuk terkubur
Tarian kita tarian binal
Gairah muda tak lagi berpagar norma
Yang tua urut dada…
Kenapa tak lagi dapat bagian kini
Tarian kita tarian anak negeri Gendang tak lagi seirama dengan rentak lenggang tariannya
Ada-ada saja memang…
Namun, yah … sudah lah!
This post was submitted by M Muhar Omtatok.
Dan ribuan desah angin berduyun-duyun menyeret lamunan
yang terhempas di antara bukit-bukit terjal kampung halaman.
Aku ingat mereka………
Ku rindukan sesuatu yang tak pernah ada
Saat jiwa ini berhenti berkata
Hidup ini tak mudah kawan
Jalan ini begitu panjang dan berliku
Pundak ini terasa ngilu memikul beban begitu berat
Hatiku selalu gusar kala menatap bulan semakin renta
Hingga kantongpun turut mengering tanpa sisa.
Biarlah lautan ku arungi dan tubuh semakin rapuh demi satu tujuan.
Jaya dan bangkit karena cita-cita
Dukaku anak rantau
Di kala senja telah tiba.
(iip. doank@yahoo.co.id)
This post was submitted by iip doank.
Wahai, hati yang terluka...
Bacakanlah semua itu dalam keharibaanNya...
Dan katakan kepadaNya: semua ini ku pasrahkan kepada Mu...
Untuk orang bodoh yang membuat Dia terluka....
Tidak sepatutnya Kau mendapatkan untaian tabir hati itu...
Dan alangkah tinggi derajat mu, walaupun kau menyakiti...
Wahai, hati yang terluka...
Sekarang torehkan lembaran baru dalam sajak berjudul "Yang Terbaik Bukanlah Dirimu"....
Dan hapuslah coretan merah dalam perjalanan mu itu..
Niscaya esok hari mimpi dan keinginan mu tertata lebih baik...
puisi ini aku ambil dari www.toppuisi.blogspot.com
Kata selembar kertas seputih salju,"Aku tercipta secara murni, karena itu aku akan tetap murni selamanya. Lebih baik aku dibakar dan kembali menjadi abu putih daripada menderita karena tersentuh kegelapan atau didekati oleh sesuatu yang kotor."
Tinta botol mendengar kata kertas itu. Ia tertawa dalam hatinya yang hitam, tapi tak berani mendekatinya. Pensil-pensil beraneka warna pun mendengarnya, dan mereka pun tak pernah mendekatinya. Dan selembar kertas yang seputih salju itu tetap suci dan murni selamanya -suci dan murni- dan kosong.
karya: Kahlil Gibran
putra phatinjo Copyright © 2009 WoodMag is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template